Rabu, 24 April 2024  
Otonomi / BBKSDA Bakal Pakai Senjata Bius saat Harimau di Inhil Ditemukan
BBKSDA Bakal Pakai Senjata Bius saat Harimau di Inhil Ditemukan

Otonomi - - Sabtu, 24/02/2018 - 05:27:19 WIB

PEKANBARU, situsriau. com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau mempertimbangkan untuk menggunakan senapan bius guna menyelamatkan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang terjebak dan berkeliaran di perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

"Opsi (penggunaan senjata) bius dilakukan setelah kita yakin. Artinya data lapangan, posisi (Harimau), bergerak ke mana, sudah kita ketahui," kata Kepala Seksi Wilayah II BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo, di Pekanbaru, kemarin.

Mulyo yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penyelamat Harimau itu mengatakan hingga kini tim yang telah sekitar dua bulan di lapangan sudah mempelajari pola pergerakan Harimau betina remaja itu. Penggunaan senjata bius, menurutnya, merupakan pilihan terberat dan rencana terakhir itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Sebelum menjatuhkan pilihan pada penggunaan bius, BBKSDA Riau bersama polisi yang tergabung dalam Tim Penyelamat Harimau telah berupaya memasang perangkap-perangkap berbentuk kotak besi. Setidaknya terdapat enam perangkap yang dipasang dengan masing-masing di antaranya berisi kambing jantan serta babi hutan.

Namun, upaya-upaya itu gagal. Dua ekor Harimau betina dewasa masing-masing bernama Boni dan Bonita, masih berkeliaran di perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP). Di lokasi itu, seorang karyawan bernama Jumiati meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan setelah diterkam Harimau pada awal Januari 2018.

Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Inhil. "Bius itu letaknya ketika semua sudah dilakukan," ujarnya seperti dilansir Antara.

Mulyo menuturkan, nantinya penggunaan senjata bius akan dilakukan oleh tim khusus, yang berbeda dengan tim yang telah berada di lapangan sekitar dua bulan tersebut. "Penggunaan senjata bius nantinya akan dilakukan oleh tim khusus, terdiri dari penembak, tim medis, observasi. Mereka sudah siap untuk digerakkan," ujarnya.

Mulyo menjelaskan, upaya tim yang melakukan pencarian bukannya tidak membuahkan hasil. Dalam beberapa kesempatan, tim bahkan melihat langsung salah satu dari dua Harimau itu berkeliaran di jalanan koridor perkebunan sawit.

Yang terakhir, perjumpaan tim terjadi pada Selasa (20/2). Tim BBKSDA dan polisi yang berjumlah lebih dari 10 orang berjumpa langsung dengan Harimau diduga Bonita.

Menurut Mulyo, jarak mereka dengan satwa dilindungi itu hanya sekitar tiga meter. "Itu sudah antara hidup dan mati anggota kita saat itu. Tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berdoa," ujarnya.

Beruntung, katanya, seluruh personel penyelamat Harimau berhasil lepas dari maut, setelah tim cadangan dari kepolisian membantu mereka serta menembakkan senjata api ke udara.

Mulyo tidak menampik bahwa kejadian itu menjadi salah satu bahan evaluasi untuk menggunakan senjata bius sebagai pilihan terakhir menyelamatkan dan merelokasi Harimau tersebut ke habitat yang lebih baik. (sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved