JAKARTA, situsriau. com - Dibandingkan pada 2016, hotspot di Riau pada tahun ini mengalami penurunan hingga 18,69 persen. Ini berkat kerja keras Polri bersama instansi terkait yang terus menangani Karhutla zona Sumatera di Riau.
"Penurunan hotspot tahun 2016 dari 3.915 titik dan di tahun 2017 sampai dengan Juli ini menjadi 732 titik atau turun 3.183 titik atau sekitar 18.69%," ujar Asisten Operasional (Asops) Kapolri Irjen Mochammad Iriawan, Kamis (10/8/17).
Kebakaran hutan dan lahan di Riau menjadi salah satu atensi Polri. Sebab, Riau berdekatan dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, sehingga sering dikeluhkan.
Dalam upaya penanggulangan karhutla ini, sesuai dengan program Promoter Kapolri, tim monitoring Polri menggelar rapat dengan pejabat Polda Sumsel, Aceh, Sumut, Jambi, dan Riau pada Rabu (9/8/17). Dalam kegiatan itu, Iriawan hadir memberikan pengarahan.
"Saya menyampaikan, penanggulangan karhutla sampai bulan Juli 2017 terjadi penurunan, baik jumlah hotspot, area kebakaran, dan perkara yang ditangani, baik pelaku perorangan maupun korporasi," sambungnya.
Menurut Iriawan, penanggulangan karhutla harus ditangani, baik dengan mencari solusi dan inovasi dalam penanganan kebakaran melalui langkah pencegahan maupun menegakkan hukum yang tegas.
"Hari ini kita ada apel siaga di 9 polda yang terdapat kerawanan terjadinya kahurtla dalam rangka asistensi kesiapan masing-masing Polda," ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Riau, Iriawan dan tim dari Baharkam Polri menyempatkan diri memonitor teknik modifikasi cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, posko terpadu karhutla Provinsi Riau, dan peninjauan lokasi kebakaran hutan melalui udara. (sr5, dc)
Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap. |
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com ----- |
