Sabtu, 27 April 2024  
Virus Jembrana Serang 3.000 Ekor Sapi Bali di Rohul

Advetorial Rokan Hulu - - Rabu, 15/03/2017 - 13:35:43 WIB

PASIR PANGARAIAN, situsriau.com - Lebih dari 3.000 ekor sapi Bali milik peternak di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul)  mati akibat virus Jembrana. Virus itu  masih menyerang sapi peternak di lima kecamatan di Rohul.

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Rohul, Sri Hardono, mengatakan  dampak virus Jembrana yang menyerang ribuan sapi Bali di sejumlah kecamatan. Dari data terakhir lebih dari 3.000 ekor sapi jenis Bali mati mendadak, kemudian sebagian terpaksa dijual peternak ke belantik (agen sapi) dengan harga murah cuma sekitar Rp4 juta per ekornya.

“Saat ini sudah berangsur mulai menghilang virus Jembarana, tidak seperti akhir tahun 2016 lalu. Tahun lalu, sapi yang mati begitu banyak akibat virus Jembrana," ujar Sri Hardono, kemarin.

Hardono menjelaskan, pihaknya segera bertindak mengatasi virus tersebut. Namun tidak sedikit peternak yang merugi karena sapi peliharaan mati, dan dijual murah. Virus Jembrana mewabah, karena sapi yang masih dalam pengobatan dilepas oleh peternak sehingga sapi Bali yang sehat tertular dari liur sapi yang mengidap virus Jembrana.

“Bagi sapi Bali yang terindikasi terserang virus Jembrana,  harus segera diobati dan dikandangkan. Ini dilakukan agar virus tidak menyebar ke sapi yang sehat lainnya," kata Sri Hardono.

Sri Hardono mengimbau ke peternak di Rohul agar tidak langsung menjual sapi mereka dengan harga murah. Bagi sapi yang terindikasi teeinfeksi virus Jembrana karena sapi masih bisa diobati. “Bila terinveksi virus Jembarana, maka segera laporkan kalau sapi  tersebut ke kita," saran Sri Hardono.

Sri Hardono juga mengimbau masyarakat agar jangan mau ditakut-takuti oleh belantik yang mau membeli sapi dengan harga murah. Pasalnya, sapi yang terindikasi tidak langsung mati.

Ditambahkannya, virus Jembrana masih menyerang sapi di lima kecamatan, seperti di Kecamatan Rambah Samo, Rambah, Bangun Purba, dan Rambah Hilir, dan Tambusai Utara. Namun, jumlah sapi yang terserang jauh berkurang.

Sementara itu, dari kuota 4.000 ekor sapi baru sekitar 437 ekor yang sudah diasuransikan peternak melalui program asuransi yang dicanangkan pemerintah pusat. Saat ini program belum dimanfaatkan peternak sapi, walaupun Disnakbun Rohul sudah gencar melakukan sosialisasi.

Menurut Hardono, bahwa program asuransi sapi dilakukan pemerintah adalah untuk mengantisipasi peternak agar tidak merugi. Kini, Disnakbun Rohul baru sosialisasikan ?program asuransi ternak bersubsidi ke para peternak sapi di Kecamatan Rambah dan Kecamatan Rambah Hilir.

Dimana program asuransi subsidi dari pemerintah bagi 120 ribu ekor sapi, dan Disnakbun Rohul sendiri dapatkan kuota 4.000 ekor. Dari jumlah itu ditargetkan 10 persen sapi terdaftar, namun kini baru 437 ekor sapi yang sudah diasuransikan peternak.

Sri Hardono mengakui, banyak keuntungan sapi diasuransikan. Bila sapi milik peternak mati atau hilang dicuri tetap akan mendapatkan klaim Rp10 juta per ekor. Dimana para peternak hanya dikenakan biaya Rp40 ribu per ekor per tahun. Iuran lebih murah karena disubsidi oleh pemerintah pusat sebesar Rp160 ribu.

Dimana sapi yang bisa diasuransikan sendiri, yang tergabung dalam kelompok dan tidak bisa milik perorangan. Sri Hardono sarankan, agar seluruh peternak bila ingin mendaftarkan sapi ke asuransi agar bergabung lebih dulu ke kelompok. (sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved