Jum'at, 29 Maret 2024  
Ekeubis / Walau Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Daya Beli Orang RI Tidak Turun
Walau Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Daya Beli Orang RI Tidak Turun

Ekeubis - - Selasa, 14/11/2017 - 17:05:13 WIB

JAKARTA, situsriau.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro menuturkan, tingkat konsumsi rumah tangga di kuartal III-2017 masih di level yang terjaga. Padahal pertumbuhannya mengalami perlambatan jika dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh di level 4,95 persen.

Dengan begitu, pada kuartal III-2017 tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat. Pasalnya, konsumsi rumah tangga merupakan cerminan daya beli masyarakat di Indonesia.

"Khusus daya beli pertama saya tegaskan daya beli tidak turun, karena konsumsi rumah tangga kita masih naik 4,93 persen," kata Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/17).

Dia mengakui, tingkat konsumsi 4,93 persen mengalami pelambatan lantaran pada periode yang sama di tahun sebelumnya ada lebaran. Sedangkan tahun ini lebaran jatuh pada kuartal II-2017.

"Kalau kita bagi dari 10 kelompok pendapatan Maret 2015-2016 dan Maret 2016-2017, di semua kelompok mengalami peningkatan dan yang paling tinggi menengah ke atas, sedangkan pengeluaran menengah bawah masih tetap tumbuh meskipun melambat," jelasnya.

Bambang mengungkapkan, melambatnya tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2017 juga karena adanya pergeseran dari barang ke jasa. Hal itu bisa dilihat dari konsumsi rumah tangga 4,93 persen, sektor pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya melambat ke level 2,00 persen, sedangkan untuk restoran dan hotel tumbuh ke 5,52 persen, kesehatan dan pendidikan tumbuh ke 5,38 persen.

"Ini terkait leisure, orang sudah mulai kalau dia ingin leisure atau jalan-jalan banyak, dulu konsep belanja bersama-sama satu keluarga ke hypermart. Sekarang ini keluarga yang naik kelas mulai jalan-jalan tidak harus berbelanja, tapi belanja leisure yang sifatnya pariwisata, yang butuhkan transportasi, ini petanda ada pergeseran," jelas Bambang.

Tidak hanya itu, kata Bambang, berdasarkan porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi juga meningkat di bulan September tahun ini. Berdasarkan data BI, lanjut Bambang, 66,4 persen penghasilan masyarakat ditujukan untuk konsumsi, 14,4 persen untuk cicilan pinjaman, dan 19,2 persen untuk tabungan.

Hanya saja, data dari Bank Indonesia ini tidak menggambarkan seluruh masyarakat di Indonesia. Melainkan hanya orang yang dianggap bankable, atau terakses oleh sistem perbankan nasional.(sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved