Jum'at, 29 Maret 2024  
Ekeubis / Janji 7% Meleset, Ekonomi RI Tak Meroket Malah Melempem
Janji 7% Meleset, Ekonomi RI Tak Meroket Malah Melempem

Ekeubis - - Rabu, 06/11/2019 - 08:49:58 WIB

JAKARTA, situsriau.com - Perekonomian Indonesia tumbuh, ya tumbuh tapi melambat. Jangankan menagih janji pertumbuhan 7% di awal kampanye Joko Widodo (Jokowi) 2014 lalu, ekonomi Indonesia tak mampu bergerak dari 5%.

Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019. 

Diberitakan cnbcindonesia, Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.

Berikut data pertumbuhan ekonomi di 2019:

Triwulan I-2019 : 5,07%

Triwulan II-2019 : 5,05%

Triwulan III-2019 : 5,02%

Triwulan IV-2019 : ?

Adapun komponen pertumbuhan PDB triwulan III-2019 menurut pengeluaran yakni :

Konsumsi Rumah Tangga : 5,01%

Konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit Rumah Tangga) : 7.44%

Konsumsi Pemerintah : 0,98%

Pembentukan Modal Tetap Bruto (Inevstasi) : 4,21%

Ekspor : 0,02%

Impor : -8,61%

Nah sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden di 2014, begini data pertumbuhan ekonomi :

2014 : 5,02%

2015 : 4,79%

2016 : 5,02%

2017 : 5,07%

2018 : 5,17%

2019 (Triwulan III) : 5,02%

BPS mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan di era Joko Widodo. Konsumsi rumah tangga sendiri pada triwulan III-2019 mencapai 2,69%. Sementara yang lainnya masih loyo dan tak bisa diharapkan. 

Masih menggunakan data terbaru, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di tahun ini sudah berkali-kali melemah. 

Bahkan di Oktober 2019 menunjukkan pelemahan kembali. Sudah lima bulan IKK mengalami penurunan, meski nilainya masih di atas 100.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, IKK pada Oktober berada di 118,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 121,8. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (4/11/19).

"Perekonomian dunia mengalami tekanan yang cukup berat. Terlihat dari revisi menurun dari proyeksi 2019. Di mana turun hampir 0,7%. Tadinya 3,9%, kemudian 3,7% dan 3,5% dan terakhir proyeksi hanya akan tumbuh 3%," terangnya.

Menurut Sri Mulyani, IMF bicara jika ekonomi dunia sudah masuk kategori resesi. Eropa, AS, dan China mengalami perlambatan.

"Risiko global yang perlu diwaspadai lainnya perang dagang, kemungkinan ada negosiasi, masih menyelimuti ketidakpastian global."

"Di berbagai dunia, mengalami penurunan dalam posisi trennya. AS juga tidak terelakkan karena dunia melambat. Jerman tumbuh 0,04%, China biasnya mendekati 7% sekarang tinggal 5%. Sementara, Indonesia stabil, hanya sekitar 0,1%," terang Sri Mulyani. (sr5, cn)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved