Jum'at, 29 Maret 2024  
Sport / Petinju Belia Ini Bertarung hingga Nyawa Melayang Demi Makan Keluarga
Petinju Belia Ini Bertarung hingga Nyawa Melayang Demi Makan Keluarga

Sport - - Sabtu, 17/11/2018 - 14:01:17 WIB

Situsriau.com - Baru-baru ini kabar meninggalnya petinju belia berusia 13 tahun di Thailand, membuat pemerintah Thailand ditekan untuk bertindak.

Dikutip dari BBC (13/11/18), Anucha Kochana akhirnya meninggal dunia setelah dipukul KO oleh lawannya dalam sebuah laga kickboxing.

Ia telah melakoni 170 pertarungan sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya sejak usia 8 tahun.

Video pertarungan terakhir Anucha Kochana dengan lawannya, memperlihatkan bagaimana ia bertubi mendapat pukulan.

Ia dan lawannya sama-sama tak memakai pengaman kepala.

Sementara lawannya yang baru usia 14 tahun, mengaku sangat sedih, tidak menyangka pertarungan itu akan berakhir tragis.

Ia juga tidak bermaksud menghilangkan nyawa Anucha Kochana.

Bagaimana bisa anak lekaki yang masih sangat belia melakoni pertarungan keras semacam itu?

Semua mereka lakukan karena ingin mencari uang demi membantu keluarganya.

Tinju Thai atau Muay Thai begitu populer di negeri gajah putih tersebut, di mana ribuan petarung muda juga keluarganya melihat itu sebagai sumber untuk mendapatkan uang.

Hal yang juga dilakukan oleh Boosong Samrong (12) seperti diceritakan dalam sebuah artikel Mirror pada 2016 lalu.

Tak seperti anak seusianya yang masih bingung menentukan cita-cita, masa depannya telah ditentukan ayahnya – menjadi petarung Muay Thai profesional.

Ia harus berjalan sejauh 10 km mirip dengan latihan tentara sebagai bentuk latihannya.

Berlatih fisik keras demi kuat dan menang di setiap pertarungan.

Semua dilakukan demi mendapatkan cukup uang untuk keluarganya yang miskin.
 
Boosong yang tinggal di Provinsi Rayong hanya satu dari ribuan anak lainnya – beberapa bahkan berusia 5 tahun – yang diadu dalam sebuah pertarungan.

Dalam satu pertarungan mereka akan mendapat hadiah​ sebesar Rp1,5 juta.

Para penonton juga biasanya akan memasang taruhan uang tunai sebesar 50.000 baht untuk menebak siapa yang akan menang.

Hadiah tersebut tentu tidak senilai dengan luka serius yang mereka dapatkan, hingga babak belur.

"Saya tidak keberatan memar, saya lebih takut tidak dapat makan apa yang saya sukai sepanjang waktu.

"Saya berharap suatu hari saya akan menjadi juara dan membangun kehidupan yang lebih baik untuk saya dan keluarga," ujar Boosong.

Seperti ribuan bocah laki-laki dan perempuan miskin di Thailand, Boosong dan keluarganya melihat Muay Thai - olahraga nasional negara itu - sebagai jalan keluar dari kemiskinan.

Sebenarnya, parlemen Thailand sedang meninjau undang-undang yang akan melarang anak-anak di bawah 12 tahun untuk bertarung Muay Thai.

Tetapi ada beberapa peraturan serta orang-orang yang menentangnya karena beralasan olahraga tersebut bagian dari tradisi tinju negara.(sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved