Jum'at, 29 Maret 2024  
Catat! Perusahaan di Pekanbaru Dilarang Paksa Karyawan Pakai Atribut Natal

Advertorial DPRD Kota Pekanbaru - - Sabtu, 17/12/2016 - 11:52:55 WIB

PEKANBARU, situsriau.com-Sudah biasa aneka pernak-pernik Natal hiasi pusat perbelanjaan dan toko-toko di Pekanbaru jelang perayaan Natal 2016 dan tahun baru. Sayangnya, terkadang atribut itu dikenakan juga oleh pelayan toko yang beragama Islam.

Hal ini jadi sorotan kalangan dewan dan memberi warning kepada para pelaku usaha atau perusahaan-perusahaan di Kota Pekanbaru. Mereka dihimbau tidak memaksa para karyawan terutama yang beragama muslim untuk menggunakan atribut-atribut Natal seperti topi kerucut atau topi sinterklas.

Hal ini disampaikan oleh Mulyadi Amd, anggota DPRD Kota Pekanbaru, baru-baru ini.

"Kita sangat menghargai dan toleransi terhadap perayaan agama lain dalam hal ini Natal. Namun tidak harus memaksa karyawan maupun karyawati menggunakan atribut atau simbol-simbol keagamaan yang bisa menggoyahkan aqidah seperti penggunaan topi kerucut atau juga topi sinterklas," ungkap Mulyadi.

Dijelaskan Politisi PKS ini, bahwa topi kerucut ini memiliki sejarah yang harus diketahui oleh semua umat agama Islam agar tidak ikut-ikutan dalam menggunakannya.

"Topi kerucut adalah simbol topi dengan bentuk yang disebut Sanbenito, yakni topi yang digunakan muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad di bawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan Inkuisisi Spanyol 6 abad yang lalu. Dan ini harus diketahui, kita harus banyak membaca sejarah agar tidak asal ikut-ikutan. Karena ini bukan perkara sepele, menyangkut aqidah. Untuk itu, kepada perusahaan diminta jangan sampai para karyawan dipaksa untuk menggunakan topi kerucut tersebut," tegas Mulyadi.

Karena pada tahun-tahun sebelumnya, lanjut Mulyadi, masih banyak ditemukan tempat perbelanjaan dan toko-toko di Kota Pekanbaru yang para pekerja mereka menggunakan topi kerucut dan topi sinterklas.

"Kita tanya, katanya memang lagi momen Natal makanya gunakan topi kerucut, dan ternyata penjaga toko ini tidak faham makna dari topi itu. Sangat kita sayangkan padahal mereka berjilbab, namun juga menggunakan topi kerucut yang disediakan pemilik toko," sebut Mulyadi. (sr5, hr)





36 Gugur SKD Sesi I, Ada Ujian Susulan Bagi Peserta Positif Covid
DPRD Pekanbaru Ingatkan Tak Ada Permainan dalam Seleksi PPPK
Dewan Tegaskan Reklame dan Bando Ilegal di Pekanbaru harus Disegel
Hari Ini Pemko Pekanbaru Luncurkan Bus Vaksin Keliling, Ini Pesan Legislator
Job Expo Diharap Serap Pencari Kerja, Bukan hanya Habiskan APBD
Ketua DPRD Tak Usulkan 3 Nama Calon Pj, Waka Kirim Surat ke Kemendagri
Pedagang Tugu Keris Batal Direlokasi Pemko, Ini Kata Anggota DPRD Pekanbaru
Dinas Peternakan Pekanbaru Diminta Edukasi Panitia Kurban Soal Tata Cara Menyembelih
Dewan Minta Pemko Awasi Keberadaan Jukir Ilegal di Pasar Ramadan
Keren! Pekanbaru Jadi Pilot Project Pengembangan Angkutan Massal
Dewan Sarankan Nama KIT Ubah Jadi KIP, Sebab...
DPRD Pekanbaru Panggil Pertamina dan Disperindag soal Kelangkaan Gas 3 Kg
DPRD Pekanbaru Sahkan Perda Rumah Kumuh
Dewan Minta Pemko Perbanyak Jumlah Tapping Box di Pekanbaru
Dewan Apresiasi Dishub Pekanbaru Kempeskan Ban Mobil Parkir Sembarangan
Berikut Nama-nama 45 Anggota DPRD Pekanbaru Masa Jabatan 2019-2024 yang Dilantik Hari Ini
Warga Sekitar Kebanjiran, Dewan Minta Pembangunan Pasar Induk Dihentikan Dulu
Dewan Desak Pemko Pekanbaru Siapkan Masterplan Atasi Banjir
Tanggungjawab KONI, DPRD Minta Kecamatan Jangan Mau Keluarkan Anggaran untuk Porkot
Dewan Soroti Semakin Beraninya LGBT Muncul di Khalayak Ramai
Tiga Eks DRPD Pekanbaru Masih Tahan Mobil Dinas
Legislator Pekanbaru Dukung Gaji Pasukan Kuning Tidak Dipotong
Pembebasan Lahan TNI AU dan RTRW Riau Jadi Kendala Pembangunan Rel Kereta Api
Dewan Kritisi Kenaikan Tarif Parkir Sepihak Bandara SSK II
Akhir Juli, DPRD Pekanbaru Targetkan Perda KLA Disahkan
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved