Catat! Perusahaan di Pekanbaru Dilarang Paksa Karyawan Pakai Atribut Natal
Advertorial DPRD Kota Pekanbaru - - Sabtu, 17/12/2016 - 11:52:55 WIB
PEKANBARU, situsriau.com-Sudah biasa aneka pernak-pernik Natal hiasi pusat perbelanjaan dan toko-toko di Pekanbaru jelang perayaan Natal 2016 dan tahun baru. Sayangnya, terkadang atribut itu dikenakan juga oleh pelayan toko yang beragama Islam.
Hal ini jadi sorotan kalangan dewan dan memberi warning kepada para pelaku usaha atau perusahaan-perusahaan di Kota Pekanbaru. Mereka dihimbau tidak memaksa para karyawan terutama yang beragama muslim untuk menggunakan atribut-atribut Natal seperti topi kerucut atau topi sinterklas.
Hal ini disampaikan oleh Mulyadi Amd, anggota DPRD Kota Pekanbaru, baru-baru ini.
"Kita sangat menghargai dan toleransi terhadap perayaan agama lain dalam hal ini Natal. Namun tidak harus memaksa karyawan maupun karyawati menggunakan atribut atau simbol-simbol keagamaan yang bisa menggoyahkan aqidah seperti penggunaan topi kerucut atau juga topi sinterklas," ungkap Mulyadi.
Dijelaskan Politisi PKS ini, bahwa topi kerucut ini memiliki sejarah yang harus diketahui oleh semua umat agama Islam agar tidak ikut-ikutan dalam menggunakannya.
"Topi kerucut adalah simbol topi dengan bentuk yang disebut Sanbenito, yakni topi yang digunakan muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad di bawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan Inkuisisi Spanyol 6 abad yang lalu. Dan ini harus diketahui, kita harus banyak membaca sejarah agar tidak asal ikut-ikutan. Karena ini bukan perkara sepele, menyangkut aqidah. Untuk itu, kepada perusahaan diminta jangan sampai para karyawan dipaksa untuk menggunakan topi kerucut tersebut," tegas Mulyadi.
Karena pada tahun-tahun sebelumnya, lanjut Mulyadi, masih banyak ditemukan tempat perbelanjaan dan toko-toko di Kota Pekanbaru yang para pekerja mereka menggunakan topi kerucut dan topi sinterklas.
"Kita tanya, katanya memang lagi momen Natal makanya gunakan topi kerucut, dan ternyata penjaga toko ini tidak faham makna dari topi itu. Sangat kita sayangkan padahal mereka berjilbab, namun juga menggunakan topi kerucut yang disediakan pemilik toko," sebut Mulyadi. (sr5, hr)