PEKANBARU, situsriau.com- Front Pembela Lancang Kuning  menjemput Jamadi,  warga Jalan Mahang Raya Blok C 41 Nomor 12 Pandau Permai, Senin dini hari (3/12/18)    untuk diserahkan ke polisi. 

Penjemputan tersebut dilakukan karena tak terima Imam Besar Habieb Rizieq Sihab (HRS) disebut Dajjal oleh Jumadi di laman media sosial facebook (FB).

Dalam penjemputan yang terjadi sekitar pukul 02:50 tersebut, Jamadi yang berpendidikan sarjana hukum ini sempat berlindung dibalik ketegaran istrinya yang pasang badan menghadapi puluhan anggota Front Pembela Lancang Kuning. 

Mereka juga tampak kesal dengan sikap Jamadi yang tidak segarang statusnya di FB. "Berlindung dibalik ketiak istri tak malu kau, di medsos suara kau lantang," teriak salah seorang anggota Front Pembela Lancang Kuning melihat Jumadi berdiri terpaku dibalik tubuh istrinya yang tampak lebih siap menghadapi pihak yang menjemput suaminya.

Sebelum pihak kepolisian datang, pihak Front Pembela Lancang Kuning yang dipimpin langsung oleh Panglimanya, M.Kholid Tobing juga sempat meminta klarifikasi Jamadi, atas dasar apa dirinya menyebut HRS Dajjal di status FB. 

Dalam klarifikasi yang divideokan tersebut, Jamadi mengaku menulis status tersebut sebagai respon atas sebuah berita di portal web pemilu.tempo.co yang berjudul Rizieq Sihab: Haram Pilih Presiden dari Partai Penista Agama.

"Dia kan bilang haram pilih presiden dari partai penista agama," kata Jamadi yang saat dijemput Front Pembela Lancang Kuning mengenakan kaos lengan pendek warna hitam dan celana panjang warna abu-abu.

Sontak saja jawaban Jamadi ini dibalas salah seorang anggota Front Pembela Lancang Kuning yang mengatakan seruan itu berdasarkan perintah Alquran pada surat Annisa ayat 140. "Jelas dalilnya itu, biar tau kau. Surat Annisa ayat 140, ketika agama kita dipermainkan,  duduk pun jangan dengan mereka, apalagi mendukung," terang pihak Front Pembela Lancang Kuning. (sr3)