Jum'at, 29 Maret 2024  
Hukrim / Ipmakusi Pekanbaru Desak Kapolres Kuansing Terbuka Soal Kematian Aan
Ipmakusi Pekanbaru Desak Kapolres Kuansing Terbuka Soal Kematian Aan

Hukrim - - Sabtu, 20/04/2019 - 19:09:35 WIB

TELUKKUANTAN, situsriau.com- Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kuantan Singingi ( Ipmakusi ) Pekanbaru mendesak Kapolres Kuansing untuk secepatnya memberi penjelasan secara terbuka kepada masyarakat terkait kematian Andria Risko alias Aan (29), warga desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah yang terjadi, Jumat (19/4/2019) kemaren.

Hal ini dikarenakan, hingga kini pihak kepolisian belum juga memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut.

"Kita mendapat kabar, korban diduga dianiaya oleh oknum aparat penegak hukum. Pak Kapolres sebagai pejabat tertinggi di institusi kepolisian harus menjelaskan ini. Jangan sampai muncul di pemikiran kami bahwa ada upaya untuk menghilangkan jejak," ujar Wiriyanto Aswir, Ketua Ipmakusi Pekanbaru dalam rilis yang diterima Wartawan, Sabtu (20/4/2019).

Sebagai wadahnya kaum intelektual, Ipmakusi Pekanbaru akan melakukan tindakan advokasi terhadap kejadian yang telah menghilangkan nyawa masyarakat Kuansing.

"Kami meminta Kapolres memberikan klarifikasi secepatnya terkait kematian Aan," ujar pemuda yang akrab disapa Rian ini.

Ipmakusi juga mendesak Pemkab Kuansing berperan aktif dalam pengusutan dugaan pembunuhan yang menelan korban dari masyarakat.

"Apabila terbukti dugaan bahwa korban meninggal akibat penganiayaan melibatkan oknum aparat kepolisian, maka Kapolres dan oknum harus angkat kaki dari Kuansing dan kita minta Kapolri mencopot mereka sebagai anggota Polri," tegas Rian.

"Kami memberi waktu 1x24 jam bagi Kapolres untuk menjelaskan ini. Jika tidak ada, maka kami akan hadirkan massa besar-besaran ke Mapolres Kuansing," tambah Rian.

Sebelumnya, Kasubag Humas AKP Kadarusmansyah menyatakan Kapolres Kuansing akan memberikan keterangan terkait hilangnya nyawa Aan. Namun, sampai saat ini belum ada keterangan resminya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Aan diamankan Polres Kuansing atas laporan pencurian buah di KKPA Unit Langgeng. Ketegangan sempat terjadi antara polisi dan masyarakat Jake pada Kamis (18/4/2019) malam itu.

Keluarga baru bertemu dengan Aan sekitar 10 jam setelah diamankan. Ironisnya, ia dalam keadaan kritis. Dimana, mata sebelah kanan membiru dan darah keluar dari hidung dan mulut.

Korban sempat mendapat perawatan di RSUD Telukkuantan. Beberapa jam setelah itu, korban dinyatakan meninggal.

Iwan Arasit, sepupu korban, meminta agar aparat kepolisian memberikan keadilan kepada Aan dan keluarganya. Mereka berharap, agar para pelaku mendapat hukuman setimpal.(ultrasandi)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved