Kamis, 28 Maret 2024  
Kesehatan / Ditangani Maksimal, Kasus Gizi Buruk di Pelalawan Menurun
Ditangani Maksimal, Kasus Gizi Buruk di Pelalawan Menurun

Kesehatan - - Senin, 19/02/2018 - 11:09:26 WIB

PELALAWAN, situsriau. com - Kasus gizi buruk di Kabupaten Pelalawan mengalami penurunan. Tahun 2017, terdapat 30 kasus gizi buruk sedangkan tahun 2016 terdapat 42 kasus.

Dari jumlah kasus gizi buruk itu, Ibukota Pangkalan Kerinci mendominasi angka kasus gizi buruk dengan 12 kasus pada tahun 2017 lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan dr. Endid R Prariknyo pada media ini, kemarin. Menurutnya, untuk pengobatan para penderita gizi buruk tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis, karena anggaran dari Pemkab Pelalawan melalui APBD telah disediakan setiap tahunnya.

"Penanganan terhadap kasus gizi buruk pada tahun 2017 lalu kita lakukan dengan maksimal. Koordinasi antara pemerintah desa dengan pihak puskesmas berjalan baik sampai dirujuk ke rumah sakit. Semuanya tertangani dengan baik," tegasnya.

Endi mengatakan bahwa kasus gizi buruk ini masih banyak terjadi di masyarakat umum. Karena itu, Diskes Pelalawan akan terus meningkatkan pemantauan serta sosialisasi kepada masyarakat melalui seluruh puskesmas yang ada di 12 kecamatan, sehingga kasus tersebut dapat terus diminimalisir.

"Kalau untuk di Pelalawan tak bisa dipungkiri kasus gizi buruk sebagian besar dialami keluarga dari Buruh Harian Lepas di perusahaan. Selanjutnya untuk Ibukota Pangkalan Kerinci lebih banyak dari para pendatang. Ini dikarenakan masyarakat masih cukup rendah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," ungkapnya.

Kasus gizi buruk yang terjadi di perusahaan tahun 2017 lalu, sambungnya, mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Penurunan kasus gizi buruk di perusahaan ini berhasil ditekan setelah pihaknya melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait secara bersama-sama menangani kasus gizi buruk yang terjadi di perusahaan-perusahaan.

Sampai saat ini, pihaknya juga terus memantau perkembangan gizi masyarakat Pelalawan dan melakukan sosialisasi ke desa-desa di seluruh wilayah kecamatan melalui puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan, serta ke perusahaan.

Katanya, kasus gizi buruk ini cenderung disebabkan oleh dampak dari suatu penyakit seperti penyakit diare yang tidak dilakukan pengobatan. Namun, akibat masyarakat menyepelekan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada perkembangan gizi dan berat badan anak.(sr5, hr)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved