Kamis, 28 Maret 2024  
Kesehatan / Duh, Jumlah Balita Stunting di Rohil Capai 28,81 Persen
Duh, Jumlah Balita Stunting di Rohil Capai 28,81 Persen

Kesehatan - - Selasa, 12/02/2019 - 12:33:12 WIB

BAGANSIAPIAPI, situsriau.com - Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Rokan Hilir (Rohil), Drs H Surya Arfan MSi, mencatat hingga akhir tahun 2018 ada 28,81 persen balita stunting dari total 80 ribu balita di Rohil.

Hal ini dikatakan Surya Arfan, usai rapat koordinasi (rakor) percepatan penurunan stunting di Rohil, bersama para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil, Dinas Kesehatan, Camat, dan para kepala puskesmas, di Bagansiapiapi, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam tempo lama, mulai dalam kandungan sampai anak lahir. Perkembangan anak yang tidak normal, mulai dari berat badan maupun tinggi badannya.

"Balita kita ada sekitar 80 ribu dan terdata 20 ribu-an kondisi stunting atau 28,81 persen," ujar Sekdakab Rohil.

Surya Arfan mengharapkan, ada langkah konkret dari OPD, dinas kesehatan, dan camat, agar angka ini bisa berkurang. "Setidaknya terdapat 10 OPD yang bertanggungjawab terhadap persoalan stunting di Rokan Hilir," lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Rohil ini.

Dalam upaya itulah, lanjutnya, dilakukan rakor sehingga adanya komitmen bersama menurunkan angka balita penderita stunting. "Misalkan, Dinas Ketahanan Pangan bertanggungjawab terhadap gizi, bagaimana langkah yang dilakukan harus maksimal sehingga tidak ada lagi balita kita terkena stunting. Sama halnya dengan Perkim agar juga mungkin mensosialisasikam bahwa menyiapkan rumah yang layak," papar Surya Arfan.

Namun untuk penekanannya, sebutnya lagi, adalah kepada Dinas Kesehatan bertugas memantau perkembangan balita, mulai dari dalam kandungan sampai dengan kelahiran. "Kita juga minta kerja sama camat yang tahu akan kondisi masyarakatnya. Jika memang perlu sesuatu bisa mendiskusikan baik kepada diskes maupun OPD lainnya," jelas sekdakab.

Selain itu, Surya Arfan juga meminta para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak. Salah satunya, saat mengandung maupun setelah melahirkan. "Balita, apalagi bayi perlu Air Susu Ibu (ASI). Ada kejadian karena ibunya takut gemuk sehingga si ibu kurang makan, akibatnya anak kekurangan gizi dan mengalami stunting," kata sekdakab.

Kepada masyarakat juga diminta memantau anaknya jika memang terkena stunting karena bawaan gen mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika karena kekurangan gizi dari awalnya normal harus segera melakukan pengobatan dan menghubungi petugas kesehatan terdekat.

"Secara bertahap kita mau menurunkan angka stunting di Rohil dan jika memang bisa kita tidak ingin ada tambahan balita terkena stunting," ucap Surya Arfan.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Rohil, Hj Dahniar MKes, meminta adanya kerja sama terintegrasi sehingga angka stunting bisa berkurang. "Kita minta OPD terkait membuat rencana aksi. Tidak hanya dinas kesehatan saja karena hal ini harus sama-sama kita kerjakan bersama," kata Dahniar.

Pihaknya akan melanjutkan pendataan balita di Rohil terkait stunting yang memang secara kesehatan tampak dari pertumbuhan anak yang tidak normal. (sr5, hr)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved