Kamis, 25 April 2024  
Kesehatan / Bengkalis Bebas Monkeypox, Diskes Hentikan Surveilans Ketat
Bengkalis Bebas Monkeypox, Diskes Hentikan Surveilans Ketat

Kesehatan - - Selasa, 11/06/2019 - 17:39:55 WIB

BENGKALIS, situsriau.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis telah menghentikan upaya surveilans ketat di pelabuhan terkait pencegahan masuknya penyakit cacar monyet atau Monkeypox ke daerah ini. Bengkalis sejauh ini masih bebas dari penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr. Ersan Saputra TH melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar, SKM kepada wartawan, Selasa (11/6/19).

Kesimpulan bebasnya Bengkalis dari penyakit cacar monyet menurut Alwizar berdasarkan beberapa indikator yaitu, pertama, tidak adanya peningkatan jumlah penderita di Singapura, kedua tidak ada masyarakat Batam sebagai buffer area dari Singapura yang tertular Monkeypox. Yang ketiga, dari laporan surveilans aktif oleh seluruh Puskesmas tidak ada pasien yang menunjukkan gejala Monkeypox.

“Upaya pengamatan terhadap kemungkinan masuknya penyakit menular melalui penumpang kapal tetap rutin dilaksanakan oleh KKP Wilker Bengkalis karena hal tersebut memang Tupoksi mereka dan kita menerima laporannya saja, untuk disikapi segera jika ada penumpang yang dicurigai sebagai suspect penyakit tertentu,” kata Alwizar.

Di Singapura sendiri menurut Alwizar, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Ministry Of Health Singapura (Menteri Kesehatan Singapura, red) tidak ada peningkatan jumlah penderita Monkeypox dari jumlah awal yang terpapar sebanyak 23 orang. Hal ini karena pemerintah Singapura melakukan tindakan karantina (isolasi) yang sangat ketat terhadap 23 penderita tersebut, sehingga penularan kepada yang lain menjadi terputus.

Sementara di Bengkalis, begitu mendapat informasi penyakit cacar monyet terjadi di Singapura, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, melalui Dinas Kesehatan sempat melakukan beberapa upaya untuk mencegah masuknya penyakit tersebut di Negeri Junjungan ini. Didahului dengan menggelar Rapat Koordinasi bersama OPD terkait termasuk KSOP dan KKP Wilker Bengkalis dan Sei Pakning. Dilanjutkan dengan surveilans ketat terhadap penumpang kapal dari Batam dan Malaysia, juga terhadap crew Kapal Tanker di Pelabuhan Pertamina UP II Sei Pakning.

Kemudian, Pemerintah Kota Batam pada saat kejadian tersebut mengaktifkan alat pemindai suhu tubuh (thermo scanner) di pelabuhan dan juga bandara Sekupang. Hal yang sama juga dilakukan di bandara Sultan Syarif Qasim Pekanbaru.

“Alat tersebut memang wajib ada di pelabuhan  dan bandara berskala internasional, karena jika terjadi wabah penyakit menular di negara asal penumpang, maka thermo scanner ini menjadi alat deteksi dini kepada penumpang, apakah terinfeksi penyakit menular di negara asal nya atau tidak,” ujarnya.

Awizar mengatakan, informasi dari petugas KKP Wilker Bengkalis, diketahui bahwa thermo scanner yang ada di Pelabuhan Internasional Bandar Sri Setia Raja di Selatbaru mengalami kerusakan. “Nanti kita akan koordinasi lebih lanjut dengan KKP Kelas III Dumai, agar alat tersebut segera diperbaiki,” ujarnya lagi. (sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved