Jum'at, 29 Maret 2024  
Kesehatan / Dikira Demam Biasa, Bayi 11 Bulan di Meranti Meninggal Akibat DBD
Dikira Demam Biasa, Bayi 11 Bulan di Meranti Meninggal Akibat DBD

Kesehatan - - Jumat, 31/01/2020 - 08:21:53 WIB

SELATPANJANG, situsriau.com-Seorang bayi di Kepulauan Meranti yang baru berusia 11 bulan meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD). 

Kasus DBD yang memakan korban ini menjadi yang pertama sepanjang Januari tahun 2020, sedangkan tahun 2019 lalu juga satu korban meninggal akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti.

Aqila, anak perempuan Adi Saputra ini menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis (30/1/20) sekira pukul 15.30 WIB setelah dirawat intensif di ruangan Intensive care unit (ICU) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti.

Direktur RSUD Kepulauan Meranti, dr Hj Ria Sari membenarkan jika ada pasien DBD yang meninggal dunia.

"Info adanya pasien meninggal dunia akibat DBD itu benar," kata Ria.

Sementara itu Kasi Yanmed RSUD Kepulauan Meranti, dr Aisyah Bee mengaku belum bisa memberi keterangan lebih lanjut terkait kematian warga Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur itu. 

"Untuk keterangan lebih jelas sebaiknya kita ketemu di RSUD saja pak biar lebih jelas keterangan yang akan saya sampaikan karena saya sendiri juga belum melihat langsung rekam medis pasiennya," kata Aisyah Bee yang mengaku saat ini sedang berdinas di Kota Dumai.

Ketua Karang Taruna Kepulauan Meranti, Rayan Pribadi SH menceritakan kondisi sang bayi sudah mengalami demam selama tiga hari. Lalu kemudian orang tua membawa bayi Aqila ke orang pintar untuk dicari tahu penyebab penyakitnya. Tidak mendapatkan petunjuk Aqila lalu dibawa ke Puskesmas Sungai Tohor untuk dilakukan penanganan.

"Tiba di Puskesmas dokter tidak berani mengambil tindakan untuk memasang infus karena pembuluh darahnya tidak ketemu dan akhirnya dokter memberikan rujukan untuk dibawa ke RSUD," kata Rayan.

Dengan menggunakan kapal Ferry, bayi Aqila yang tiba di Selatpanjang pukul 12.00 WIB langsung dibawa ke ruang ICU untuk mendapatkan penanganan insentif dari dokter anak. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mengatakan jika Aqila mengalami dehidrasi.

"Setelah darahnya dicek di labor, dokter mengatakan jika anak ini terkena DBD dan ditemukan bahwa virusnya sudah mencapai ke otak," ungkap Rayan.

Camat Tebingtinggi ini mengatakan jika orang tua bayi menganggap anaknya hanya mengalami demam biasa.

"Kalau menurut keluarga, selama tiga hari itu panasnya turun naik, dan dia ke Selatpanjang itu hanya untuk berobat dan tidak menyangka anaknya menghembuskan nafas terakhir pada sore tadi," kata Rayan.

Jenazah Aqila langsung dibawa ke kampung halamannya di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur. Proses pemulangan jenazah dibantu oleh organisasi sosial, Mitra VJ dimana speed boat difasilitasi langsung oleh Bagian Kesra Setdakab Kepulauan Meranti.

"Jenazah dibawa ke Sungai Tohor melalui pelabuhan Dorak pada pukul 18.00 WIB yang dibantu oleh Mitra VJ dan Kabag Kesra Eri Gading memfasilitasi speed boat. Sementara itu Karang Taruna membantu administrasi dan biaya ringan agar tidak memberatkan keluarga," pungkas Rayan.(sr5, hr)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved