Pasca Bentrok Berujung Dibakarnya 39 Fasilitas SSL, Brimob Diturunkan Jaga Lokasi Kamis, 12 Juni 2025 | 13:40
SIAK, situsriau.com- Puluhan fasilitas mulai kendaraan, rumah hingga klinik terbakar dalam aksi demo ribuan warga dari Kampung Tumang, Merempan Hulu, dan Lubuk Jering, Kecamatan Siak, di PT Seraya Sumber Lestari (SSL) kemaren.
Pasca kejadian, pihak Polres Siak meningkatkan pengamanan di lokasi. Police line (Garis polisi) dipasang oleh personel Satreskrim dan Polsek Siak guna keperluan olah tempat kejadian perkara (TKP). Personel Brimob juga disiagakan guna mencegah terjadinya bentrokan susulan.
Pemerintah Kabupaten Siak telah menjadwalkan mediasi resmi pada Kamis, 12 Juni 2025 pukul 14.00 WIB di Kantor Bupati Siak. Pertemuan itu akan dihadiri Forkopimda, tokoh masyarakat dari tiga kampung, pihak kecamatan, serta manajemen PT SSL.
Kapolres Siak kembali mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
"Situasi saat ini dinyatakan kondusif. Aparat terus berjaga dan kami minta warga tidak melakukan aksi lanjutan yang justru dapat merugikan semua pihak," kaa AKBP Eka Ariandy
Untuk diketahui, aksi ini dipicu oleh konflik agraria terkait penanaman pohon akasia di lahan yang diklaim sebagai milik masyarakat setempat.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.30 WIB itu menyebabkan kerusakan parah pada properti perusahaan.
Berdasarkan data sementara, sebanyak 15 unit kendaraan, 5 unit kantor, 15 kamar mess, 3 rumah dinas, dan 1 unit klinik mengalami kerusakan berat bahkan terbakar.
Situasi yang memanas tersebut mendapat respons cepat dari aparat. Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, bersama Bupati Siak, Dr. Afni, dan Dandim 0322/Siak Letkol Arh Riyanto Budi Nugroho, langsung turun ke lokasi untuk menenangkan massa dan mengendalikan situasi.
"Kami memahami kekecewaan warga, namun tindakan anarkis bukanlah solusi. Serahkan penyelesaian melalui jalur hukum dan mediasi resmi. Polres Siak akan mengawal proses ini agar berjalan adil dan transparan," tegas Kapolres Eka Ariandy.
Bupati Siak, Dr. Afni, juga menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memfasilitasi dialog dengan perusahaan, selama seluruh pihak menghormati hukum yang berlaku.
"Kami siap mempertemukan masyarakat dan pihak PT SSL untuk mencari solusi terbaik. Namun tindakan merusak tidak dapat dibenarkan secara hukum," ujarnya.
Insiden ini disebut-sebut dipicu oleh ketidakhadiran pihak Humas PT SSL dalam mediasi yang dijadwalkan pada pagi hari. Ketidakhadiran tersebut dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap aspirasi warga.
Sekitar pukul 12.20 WIB, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi untuk mengendalikan api yang melalap sejumlah bangunan.
Massa mulai membubarkan diri secara bertahap pada pukul 13.15 WIB setelah adanya jaminan dari pemerintah daerah bahwa konflik ini akan ditindaklanjuti secara serius.***