Jum'at, 26 April 2024  
Otonomi / Bantu Korban Bencana Sulteng, Wakil Ketua PWI Riau Lelang Novel
Malam Ini
Bantu Korban Bencana Sulteng, Wakil Ketua PWI Riau Lelang Novel

Otonomi - - Sabtu, 03/11/2018 - 16:49:54 WIB

PEKANBARU,  situsriau.com- Untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu,  Donggala,  Sigi,  dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah (Sulteng),  Wakil Ketua PWI Riau Hary B Kori'un akan melakukan lelang salah satu novelnya,  Luka Tanah.  Acara tersebut akan diilaksanakan di kedai kopi Kopikirapa,  di kawasan Sukajadi,  Pekanbaru,  Sabtu (3/11/2018) malam ini. 

Dalam acara tersebut juga akan dilakukan diskusi bertema "Sastra Riau Hari Ini" dengan pembicara Marhalim Zaini,  sastrawan dan akademisi yang juga Ketua Suku Seni Riau. 

Dijelaskan Hary,  dia akan melelang 20 eksemplar buku novel tersebut dengan harga paling bawah Rp100.000,-. Seluruh hasil lelang tersebut akan langsung didonasikan untuk korban bencana alam di Sulteng tersebut melalui lembaga kemanusiaan di Pekanbaru. 

"Saya hanya punya karya novel.  Itulah yang akan saya sumbangkan untuk dilelang.  Semoga niat baik ini mendapatkan dukungan masyarakat dengan membeli novel tersebut," jelas Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Riau tersebut. 

Secara teknis acara ini Hary dibantu oleh Eko Faizin, salah seorang aktivis kemanusiaan dan Sekretaris AJI Riau,  dan pemilik kedai kopi Kopikirapa,  Zamzami,  yang juga salah seorang aktivis lingkungan. 

"Saya berterima kasih kepada Mas Marhalim Zaini, Mas Eko Faizin,  dan Bang Zamzami yang bersedia membantu saya dalam acara ini," ujar Hary lagi. 

Ditambahkannya,  beberapa komunitas di Pekanbaru seperti Malam Puisi Pekanbaru,  Suku Seni Riau,  Paragraf, dan yang lainnya,  akan ikut meramaikan acara ini. 

Tentang novel Luka Tanah sendiri,  kata wartawan Riau Pos ini,  terbit pada tahun 2014 dan beredar di hampir seluruh toko buku Gramedia,  Gunung Agung,  dan lainnya di seluruh Indonesia.  Novel yang akan dilelang ini merupakan koleksi pribadinya.

Hary juga menjelaskan,  novel ini bercerita tentang Rama Wahyu  Prasetya, seorang aktivis kemanusiaan, yang sepanjang hidupnya dihabiskan untuk mencari kebenaran tentang ayahnya yang dituduh berideologi kiri,  dan dihabisi oleh sejumlah orang tak dikenal. 

Rama sendiri akhirnya juga jadi buruan intelejen pemerintah karena dianggap memprovokasi warga dalam kerusuhan di beberapa tempat di Jambi,  termasuk saat kerusuhan saat gempa bumi di Kerinci. 

Dia kemudian hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sebagai pegiat kemanusiaan.  Ketika berada di Aceh saat menjadi relawan bencana tsunami tahun 2005, dia ditembak orang tak dikenal ketika akan mengirim bantuan ke Meulaboh. 

"Novel ketujuh saya ini banyak saya dapatkan inspirasinya saat saya berada di lokasi bencana di Kerinci tahun 1995, tsunami Aceh tahun 2004-2005, serta lokasi lainnya " katanya.  (rls) 

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved