Jum'at, 26 April 2024  
Lingkungan / Asap Karhutla Sumsel Sampai hingga Jambi dan Riau
Asap Karhutla Sumsel Sampai hingga Jambi dan Riau

Lingkungan - - Jumat, 16/08/2019 - 16:30:43 WIB

PEKANBARU, situsriau.com-Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional menyatakan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang membara di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menimbulkan asap yang mencemari udara di Provinsi Jambi dan Riau.

“Iya betul, itu berdasarkan data trayektori asap dari BMKG pukul 10.00 WIB,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Prof. Agus Wibowo ketika dikonfirmasi tentang asap kiriman dari Sumsel, di Pekanbaru, Jumat (16/8/19).

Ia mengatakan hingga laporan terakhir pada Jumat pukul 11.00 WIB untuk wilayah Sumatera, karhutla yang menimbulkan asap atau jerebu pekat di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel, sampai saat ini belum padam.

Ia mengatakan upaya pemadaman dari udara melalui helikopter yang menjatuhkan bom air masih terus dilakukan. "Mohon doa rekan-rekan semua agar semua petugas dalam kondisi sehat,” katanya.

Berdasarkan data BNPB, jerebu karhutla dari Sumsel terbawa angin dari arah tenggara dan selatan ke provinsi tetangga di bagian utara. Asap mencapai sebagian Jambi dan Riau. Untuk di Riau, jerebu menyelimuti udara di Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, dan juga Kota Pekanbaru.

Berdasarkan pantuan ANTARA di Pekanbaru pada Jumat siang kondisi cuaca terlihat mendung dan asap tidak terlalu terasa. Sebabnya, pada pagi hari hujan cukup deras mengguyur sejumlah daerah di Ibukota Provinsi Riau itu.

Data BMKG terkait kualitas udara pada pukul 12.00 WIB juga menunjukkan udara berstatus sehat.
  
Sementara itu, Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan asap kiriman tidak hanya dari Sumsel, melainkan juga dari Jambi.

“Karena ada juga kebakaran di daerah Jambi yang berbatasan dengan Riau,” ujarnya.

Ia mengatakan Satgas Karhutla Riau kini bersiap-siap untuk menghadapi asap yang masuk dari Jambi dan Riau. Ia berharap kondisi tidak semakin parah, karena akan memperburuk polusi udara.

“Di sini kita terus melakukan pemadaman, tapi kalau di daerah hulunya sana tidak padam juga, ya, sama saja. Daerah hulunya, ya, di Sumsel,” kata Edwar, dikutip cnnindonesia.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, hasil pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB menunjukkan terdapat 57 titik panas yang jadi indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera. Lokasi titik panas paling banyak di Sumsel dengan 43 titik, sedangkan di Riau hanya sembilan titik.

“Kalau kebakaran terjadi di sini (Riau), Satgas terus berupaya memadamkannya, tapi kalau asap yang terbawa angin bagaimana kita menahannya?” kata Edwar Sanger. (sr5, cn)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved