JAKARTA, situsriau.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mulai melakukan pemblokiran tahap II sejak April 2018. Kemenkominfo telah memblokir puluhan juta pelanggan provider yang belum registrasi ulang kartu SIM-nya.

Kepala Hubungan Masyarakat Kemenkominfo, Noor Iza mengatakan, pihaknya telah memblokir total 83 juta nomor yang belum mendaftar ulang. "Pemblokiran berjalan sejak akhir minggu ketiga Maret," katanya seperti dilansir tempo.co, Kamis (5/4).

Kemenkominfo memblokir sebanyak 43 juta nomor Telkomsel, 9 juta nomor XL, dan 13 juta nomor Hutchison 3 Indonesia (H3I). Sementara, untuk provider Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, tidak ada nomor yang diblokir karena telah beralih ke mode pascabayar.

Pemerintah telah menutup kesempatan pertama registrasi kartu prabayar pada 28 Februari 2018 lalu. Apabila registrasi tidak dilakukan, nomor seluler akan mengalami pemblokiran. Mulai 1 Maret 2018, pemilik nomor seluler yang belum melakukan registrasi ulang masih memiliki kesempatan sampai blokir total dilakukan. Per 1 Maret, Kemenkominfo akan menutup akses telepon dan SMS keluar.

Lalu sebulan kemudian, yakni mulai 1 April 2018, operator akan menutup akses telepon dan SMS masuk. Kendati demikian, pemilik nomor masih bisa melakukan kegiatan dengan layanan data. Pemilik nomor pun bisa menggunakan lagi nomornya secara normal bila melakukan registrasi ulang sebelum 1 Mei. Pasalnya, pada 1 Mei akan dilakukan pemblokiran total dengan menutup akses terakhir, yakni pelayanan data.

Bedasarkan data hasil rekonsiliasi per 12 Maret, jumlah kartu SIM prabayar yang terdaftar berkurang 26 juta nomor. Per 12 Maret, data nomor seluler prabayar yang berhasil melakukan registrasi ulang tercatat sebanyak 311 juta nomor atau tepatnya 311.303.429 nomor di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Kendati demikian, setelah dilakukan pencocokan data, jumlahnya tereduksi 26.340.492 menjadi 284.962.937 atau selisihnya sebesar 8,5 persen. (sr5, in)