Jum'at, 26 April 2024  
Nasional / Polisi Sebut Aksi 22 Mei Ditunggangi Kelompok Garis Afiliasi ISIS
Polisi Sebut Aksi 22 Mei Ditunggangi Kelompok Garis Afiliasi ISIS

Nasional - - Sabtu, 25/05/2019 - 10:28:24 WIB

JAKARTA, situsriau.com - Polri mengungkap para kelompok yang menunggangi aksi 21-22 Mei 2019. Kelompok ini disebut membuat kerusuhan.

Kelompok pertama adalah kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis), yang disebut berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Iqbal mengatakan, terungkapnya kelompok Garis didasari pengakuan dua orang yang ditangkap dan dijadikan tersangka.

"Dari keterangan dua tersangka tersebut yang kita tangkap, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unras (unjuk rasa) tanggal 21-22 Mei," kata Iqbal.

Ia juga mengatakan bahwa terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir merupakan Ketua Dewan Syuro Garis. "Garis ini adalah Gerakan Reformis Islam. Salah satu Ketua Dewan Syuronya Ustaz ABB (Abu Bakar Baasyir)" kata Iqbal.

Anggota Garis yang ke Jakarta itu berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Iqbal mengatakan, masih ada sejumlah orang dari kelompok itu yang masih dikejar.

Selain Garis, Iqbal menyebut ada kelompok lain yang menyusup dengan membawa dua senjata api. Tapi Iqbal tidak menyebutkan nama kelompok tersebut.

"Kelompok yang membawa senjata kelompok lain lagi kelompok yang ingin memancing kerusuhan. Mereka ingin menciptakan martir apabila ada korban sehingga terjadi kemarahan publik kepada aparat keamanan dan ini kami terus dalami, kami terus mengejar sesuai strategi penyelidikan," kata Iqbal.

Penangkapan para perusuh dilakukan pada 21-22 Mei 2019 bersamaan dengan hari unjuk rasa massa pro-Prabowo Subianto memprotes hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di kawasan Kantor Bawaslu. Yang terbaru, ada 185 orang yang diamankan polisi setelah Polda Metro Jaya menetapkan 257 tersangka.

"Banyak kelompok menunggangi kegiatan ini (21-22 Mei). Karena itu, sejak awal Polri dan TNI mengimbau masyarakat tidak turun ke jalan," katanya.

Iqbal menyebut aksi 21-22 Mei 2019 kemarin ricuh karena ada 300 massa perusuh di depan Bawaslu. Mereka berbaur dengan massa aksi damai lainnya.

Menurut Iqbal, aksi 21-22 Mei di Bawaslu diikuti sekitar 6.000 orang. Penyampaian pendapat berlangsung secara damai hingga setelah pukul 18.00 WIB, massa meminta perpanjangan waktu. Polisi lalu memberikan diskresi.

"Tiba-tiba dari kelompok besar massa, ada sekira 300 massa yang bisa kita kategorikan massa perusuh yang tiba-tiba lempar molotov, lempar batu," kata Iqbal.

Sementara itu, Ketua Garis, Chep Hernawan membantah pernyataan Iqbal. "Tidak ada pasukannya (dari Garis), yang ada (pihak Garis) kirim ambulans dan tim medisnya," kata Chep.

Terkait kemungkinan anggotanya yang berada di Jakarta terlibat kerusuhan, lagi-lagi Chep membantah keras. "Enggak ada. Coba saja periksa, enggak ada," ucapnya.

Chep juga menepis keterangan polisi yang menyebut organisasinya terafiliasi dengan ISIS. "Dari 2004, saya itu kan enggak ada ISIS. Enggak ada keterlibatan saya di ISIS dan ISIS juga sudah bubar. Saya sudah berhenti dari aktivitas kerusuhan-kerusuhan begitu," tutur Chep.

Ia kembali menegaskan tidak ada anggota Garis yang terlibat kerusuhan saat 21-22 Mei 2019 di Jakarta. "Yang ada dua unit kendaraan ambulans dan lima orang, tiga orang tim medis (semuanya) delapan orang. Berangkat hari Rabu. Kami tidak terlibat kerusuhan," ujar Chep. (sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved