Sabtu, 27 April 2024  
Iptek / Luar Biasa, Ribuan Tahun Silam Rasul Telah Jelaskan Soal Kadar Hujan yang Rumit
Luar Biasa, Ribuan Tahun Silam Rasul Telah Jelaskan Soal Kadar Hujan yang Rumit

Iptek - - Minggu, 07/05/2017 - 10:49:46 WIB

JAKARTA, situsriau. com – Proses terjadinya hujan dan jumlah air yang jatuh ke bumi setiap tahunnya sudah bisa dijelaskan di era modern berkat ilmu pengetahuan dan penelitian. Namun ribuan tahun silam, Rasulullah Muhammad SAW telah mengetahuinya dan menyampaikan kepada para sahabat.

Melalui serangkaian proses, Allah  melimpahkan hujan dari atas permukaan bumi sebagai salah satu bukti kasih sayangnya kepada seluruh makhluk bumi.

Setelah dilakukan penelitian panjang, jumlah air yang ada di atas permukaan bumi diperkirakan mencapai 1.360 juta km kubik. Jumlah itu terbagi dalam dua komposisi yakni 97% adalah air asin di lautan dan samudera, dan 2,8% adalah air tawar dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Air menutupi hampir 71% luas permukaan bumi yang luasnya diperkirakan sekira 510 juta km kubik. Artinya, luas area perairan di bumi sekira 361 juta km kubik, sedangkan area daratan diperkirakan sekira 149 juta km kubik.

Tingkat penguapan yang terjadi dari permukaan air diperkirakan sekira 320.000 km kubik air per tahun. Sementara tingkat air yang menguap dari daratan diperkirakan hampir mencapai 60.000 km kubik.

Setelah kedua kalkulasi itu dijumlah, diketahui bahwa siklus air yang beredar di antara daratan dan lapisan udaranya sekira 380.000 km kubik per tahun. Sebagian besar air tersebut menguap dari daerah-daerah tropis, di mana temperatur udaranya per tahun sekira 25 derajat Celsius.

Ketika air menguap dari permukaan air maupun tanah, air terangkat naik karena kepadatannya yang rendah. Kemudian arus udara mendorongnya ke troposfer. Pada lapisan dingin ini, uap air naik dari daratan, kemudian menjadi pekat. Selanjutnya, uap itu kembali ke daratan dalam bentuk hujan, air, salju, hujan es, atau gerimis.

Air yang jatuh kembali ke bumi itu terdistribusi ke permukaan bumi. Jumlah air yang diendapkan pada permukaan tanah basah lebih tinggi dari air yang menguap darinya yakni 96.000 km kubik berbanding 60.000 km kubik.

Sementara itu, jumlah air yang mengendap ke dasar laut dan samudera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang menguap dari permukaannya, yakni 284.000 km kubik berbanding 320.000 km kubik.

Perbedaan atau selisih antara dua bilangan itu sama persis dengan jumlah curah hujan dan air yang menguap dari bumi, yang hampir mencapai 36.000 km kubik air mengalir dari daratan ke lautan dan samudera setiap tahunnya.

Jumlah itu menunjukkan bahwa jumlah air yang turun ke bumi adalah konstan.

Dijelaskan dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’, jumlah kadar air bumi yang menguap ke atmosfer udara bersifat konstan setiap tahunnya. Jumlah total uap air yang terkandung dalam lapisan atmosfer pun konstan sepanjang tahun.

Oleh karena itu, jumlah total air hujan yang mengendap ke dalam bumi juga tetap konstan setiap tahun meskipun jumlahnya bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Jumlah air hujan yang konstan ini bahkan telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya.

“Curah hujan pada suatu tahun kadarnya tidak kurang dari jumlah curah hujan yang turun di tahun lainnya,” HR Baihaqi.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah bersabda, “Curah hujan pada satu tahun tertentu kadar airnya tidak kurang dari curah hujan yang turun pada tahun lainnya. Hanya saja, Allah mengatur pembagian air hujan tersebut di seluruh muka bumi,” HR Al-Hakim.(sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved